Kisah nyata ini masih membekas dihatiku, saat aku pulang
dari perkuliahanku sekitar 2 tahun yang lalu tepatnya saat itu tahun 2011.
Seperti biasanya setelah pulang dari perkuliahan aku mampir ketempat rumah makan yang tidak jauh dari kos, Rumah makan Sederhana. Saat sedang memesan makanan, datang seorang pengemis tua yang tertatih-tatih. Pengemis tua tersebut lalu memesan satu buah nasi ramas dengan harga yang paling murah. Kalau aku tidak salah pada waktu itu, nasi pake telur dadar. Kutatap pengemis tua yang berpakaian sangat kumuh. "Pasti dia sangat lapar" gumamku. Setelah nasi ramas selesai dibungkuskan, pengemis tua lalu mengeluarkan uang recehan untuk membayarnya.
"Uang apaan ini pak tua. Kalau gag bisa beli nasi ramas disini jangan beli. Kami tidak menerima uang recehan" bentak pegawai toko.
"Nak, bapak mohon bapak cuma punya uang recehan" ujar pengemis tua dengan wajah memelas.
"Tidak ada alasan pak tua" membentak lagi dan mendorong.
Pengemis tua itu lalu tersungkur di sebelahku. Aku kaget dan langsung menahan pengemis tua agar tidak jatuh ke lantai.
"Pak, kalau bapak gag terima uang ini. Jangan perlakukan orang tua ini seperti ini" ujarku marah.
"Yang sopan donk pak. Gag jadilah kami beli makanan disini kalau rumah makan ini kelakuannya seperti ini" tambah pembeli lainya.
Satu per satu pembeli mulai meninggalkan rumah makan. Aku lalu mengajak pengemis tua untuk membeli nasi bungkus ditempat lain diikuti para pembeli disampingku. Kami lalu membeli nasi ramas ditempat lain.
Setelah selesai pengemis tua membeli nasi ramasnya, aku lalu mengantar pengemis tua ketempat tinggalnya. Disebuah lorong tempat pengemis tua tinggal aku berhenti. Pengemis tua lalu pamit denganku dan pergi memasuki lorong menuju rumahnya. Karena penasaran aku lalu mengikutinya. Sebuah rumah tua beralaskan papan berukuran 2x2 pengemis tua itu tinggal. Pengemis tua lalu duduk didepan rumahnya dan menggelarkan pakaian kotor sebagai alas untuk mereka makan. Aku tertegun melihat semua peristiwa yang terjadi. Pengemis tua lalu mengeluarkan nasi ramas yang tadi aku belikan untuknya dan memberikannya kepada anak kecil yang juga duduk manis bersamanya.
"Nak, hari ini kamu berulang tahun. Ini hadiah dari ayah. Selamat ulang tahun ya" ujar pengemis tua kepada anaknya
"Makasih ayah. Naldi sayang ma ayah" ujarnya polos dan memeluk ayahnya
Kedua insan tersebut makan dengan lahap berdua. Tanpa terasa air mata jatuh membasahi pipiku. Walau hanya sebuah nasi ramas yang tadi diperjuangkan oleh pengemis tua dengan uang recehnya, tampak olehku sebuah pelajaran penting tentang bagaimana bersyukur dalam kehidupan. Ternyata nasi ramas itu adalah hadiah ulang tahun untuk anaknya tercinta. Subhanallah begitu banget kasih sayang seorang orangtua. Kutahan tangisku dan sekali lagi kulihat kearah mereka. Tampak wajah senyum dan tawa. "Ya Allah, maafkan hambamu ini ya Allah karena hamba sering sekali kufur dalam nikmatmu" gumamku. Akhirnya aku tahu bagaimana hidup yang bersyukur. "Aku janji aku akan selalu mensyukuri apapun bentuk kehidupan dimuka bumi ini" tambahku. Hari ini menjadi satu lagi sejarah yang menyentuhku. Bahwa didunia ini masih banyak kehidupan yang kurang beruntung.
Sebuah ulang tahun yang sederhana dan bermakna.
=========================================================================
MGS. HENDRIK M. S
"Setiap kehidupan yang kita temui akan mengajari kita apa itu sebuah titipan dan rasa bersyukur. . . "
19 Juli 2013.
Sahabat, mungkin hidup kita jauh lebih beruntung daripada cerita diatas dan bahkan mungkin kita tidak pernah merasakan hidup susah atau hidup dalam kesederhanaan. Kisah nyata ini adalah salah satu dari banyak kisah yang tak terhitung jumlahnya yang bahkan lebih menyedihkan daripada kisah ini. Subhanallah, alangkah beruntungnya hidup kita sekarang. Sudah sepatutnya kita mensyukurinya.
Sahabatku, kadang kita juga pernah merasa hidup kita kurang beruntung, tapi lihatlah kehidupan-kehidupan sekitar kita. Masih jauh dan banyak lagi orang seperti kisah ini. Maka bersyukurlah atas apa yang kita miliki dan jadilah pribadi yang selalu bersyukur... :'(
Sumber:www.facebook.com
dari perkuliahanku sekitar 2 tahun yang lalu tepatnya saat itu tahun 2011.
Seperti biasanya setelah pulang dari perkuliahan aku mampir ketempat rumah makan yang tidak jauh dari kos, Rumah makan Sederhana. Saat sedang memesan makanan, datang seorang pengemis tua yang tertatih-tatih. Pengemis tua tersebut lalu memesan satu buah nasi ramas dengan harga yang paling murah. Kalau aku tidak salah pada waktu itu, nasi pake telur dadar. Kutatap pengemis tua yang berpakaian sangat kumuh. "Pasti dia sangat lapar" gumamku. Setelah nasi ramas selesai dibungkuskan, pengemis tua lalu mengeluarkan uang recehan untuk membayarnya.
"Uang apaan ini pak tua. Kalau gag bisa beli nasi ramas disini jangan beli. Kami tidak menerima uang recehan" bentak pegawai toko.
"Nak, bapak mohon bapak cuma punya uang recehan" ujar pengemis tua dengan wajah memelas.
"Tidak ada alasan pak tua" membentak lagi dan mendorong.
Pengemis tua itu lalu tersungkur di sebelahku. Aku kaget dan langsung menahan pengemis tua agar tidak jatuh ke lantai.
"Pak, kalau bapak gag terima uang ini. Jangan perlakukan orang tua ini seperti ini" ujarku marah.
"Yang sopan donk pak. Gag jadilah kami beli makanan disini kalau rumah makan ini kelakuannya seperti ini" tambah pembeli lainya.
Satu per satu pembeli mulai meninggalkan rumah makan. Aku lalu mengajak pengemis tua untuk membeli nasi bungkus ditempat lain diikuti para pembeli disampingku. Kami lalu membeli nasi ramas ditempat lain.
Setelah selesai pengemis tua membeli nasi ramasnya, aku lalu mengantar pengemis tua ketempat tinggalnya. Disebuah lorong tempat pengemis tua tinggal aku berhenti. Pengemis tua lalu pamit denganku dan pergi memasuki lorong menuju rumahnya. Karena penasaran aku lalu mengikutinya. Sebuah rumah tua beralaskan papan berukuran 2x2 pengemis tua itu tinggal. Pengemis tua lalu duduk didepan rumahnya dan menggelarkan pakaian kotor sebagai alas untuk mereka makan. Aku tertegun melihat semua peristiwa yang terjadi. Pengemis tua lalu mengeluarkan nasi ramas yang tadi aku belikan untuknya dan memberikannya kepada anak kecil yang juga duduk manis bersamanya.
"Nak, hari ini kamu berulang tahun. Ini hadiah dari ayah. Selamat ulang tahun ya" ujar pengemis tua kepada anaknya
"Makasih ayah. Naldi sayang ma ayah" ujarnya polos dan memeluk ayahnya
Kedua insan tersebut makan dengan lahap berdua. Tanpa terasa air mata jatuh membasahi pipiku. Walau hanya sebuah nasi ramas yang tadi diperjuangkan oleh pengemis tua dengan uang recehnya, tampak olehku sebuah pelajaran penting tentang bagaimana bersyukur dalam kehidupan. Ternyata nasi ramas itu adalah hadiah ulang tahun untuk anaknya tercinta. Subhanallah begitu banget kasih sayang seorang orangtua. Kutahan tangisku dan sekali lagi kulihat kearah mereka. Tampak wajah senyum dan tawa. "Ya Allah, maafkan hambamu ini ya Allah karena hamba sering sekali kufur dalam nikmatmu" gumamku. Akhirnya aku tahu bagaimana hidup yang bersyukur. "Aku janji aku akan selalu mensyukuri apapun bentuk kehidupan dimuka bumi ini" tambahku. Hari ini menjadi satu lagi sejarah yang menyentuhku. Bahwa didunia ini masih banyak kehidupan yang kurang beruntung.
Sebuah ulang tahun yang sederhana dan bermakna.
=========================================================================
MGS. HENDRIK M. S
"Setiap kehidupan yang kita temui akan mengajari kita apa itu sebuah titipan dan rasa bersyukur. . . "
19 Juli 2013.
Sahabat, mungkin hidup kita jauh lebih beruntung daripada cerita diatas dan bahkan mungkin kita tidak pernah merasakan hidup susah atau hidup dalam kesederhanaan. Kisah nyata ini adalah salah satu dari banyak kisah yang tak terhitung jumlahnya yang bahkan lebih menyedihkan daripada kisah ini. Subhanallah, alangkah beruntungnya hidup kita sekarang. Sudah sepatutnya kita mensyukurinya.
Sahabatku, kadang kita juga pernah merasa hidup kita kurang beruntung, tapi lihatlah kehidupan-kehidupan sekitar kita. Masih jauh dan banyak lagi orang seperti kisah ini. Maka bersyukurlah atas apa yang kita miliki dan jadilah pribadi yang selalu bersyukur... :'(
Sumber:www.facebook.com