Nenek 75 Tahun Hidup Sebatang Kara di Gubuk Tua

Hidup sebatang kara didalam gubuk yang hampir ambruk,
berbalut pakaian lusuh dan usang, seorang nenek tua terbaring tak berdaya di dalam gubuknya yang pengap. Tanpa bantuan orang lain, niscaya dirinya bisa mengurus raganya yang renta. Kulitnya sudah keriput, punggungnya sudah bungkuk dan pendengarannya tak lagi sempurna. Perlu bersuara keras agar kita bisa berkomunikasi dengan nenek ini.










Hidup jauh dari hiruk pikuk kota, tepatnya di Lingkungan Bene, Kelurahan Lonrae, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone nenek yang sudah menginjak usia 75 tahun ini tinggal dengan sendirinya. Selama kurang lebih 1 tahun, nenek jompo ini hidup sebatangkara.

Dia adalah Indo Upe, bahkan awalnya ia tinggal bersama anaknya, namun sekitar 8 tahun yang lalu, Ia ditinggal pergi anaknya untuk merantau di Nunukan, Kalimantan. Sejak saat itu, Indo Upe mulai hidup sebatang kara. Jangan kan untuk mencari nafkah, untuk dimakannya setiap hari saja, Indo Upe hanya mengandalkan pemberian dan bantuan makanan dari warga sekitar.


"Dia (Indo Upe) ditinggal pergi oleh keluraganya yang sudah pindah ke Nunukan, katanya sudah delapan bulan. Untuk makan saja Dia hanya mengandalkan bantuan warga sekitar," kata Martina Majid, Anggota Lembaga Perlindungan Perempuan (LPP) Bone, saat melihat langsung kondisi kehidupan Indo Upe, Rabu (15/07/2015).

Sehari harinya, Indo Upe hanya bisa terbaring di gubuk kecilnya yang berukuran 1,5x2 meter dengan lantai papan. Gubuk itu hanya dilapisi tikar yang sudah lapuk dengan dinding dari daun rumbiah, dan atap seng yang sudah karatan dan bocor-bocor.

Selain itu, nampak juga di dalam gubuk itu, kain-kain sarung usang yang dia gunakan untuk menutupi sisi-sisi gubuk yang berlubang. Gubuk yang terbuat dari pilar-pilar bambu dan kayu bekas itupun sudah mulai lapuk dimakan rayap. Dan ketika hujan turun, Indo Upe, tetap bertahan didalam gubuknya.

Warga sekitar berharap, ada dermawan yang sudi mengulurkan bantuan untuk nenek yang sudah jompo ini. "Kasihan dia, tinggalnya di gubuk seperti itu. Untung saja pihak Kelurahan menemukan salah satu keluarga Indo Upe, sehingga dengan segera Indo Upe dipindahkan dari gubuknya ke rumah yang layak huni," ujar Martina.


Sumber:www.bonepos.com
Comments
0 Comments